Kamis, 10 Februari 2011

Defenisi Propranolol AKFAR JAMBI

PROPRANOLOL


 












Propranolol adalah tipe beta-blocker non-selektif yang umumnya digunakan dalam pengobatan tekanan darah tinggi. Obat ini adalah beta-blocker pertama yang sukses dikembangkan.


A.   SIFAT FISIKA DAN KIMIA

Ø      SIFAT FISIKA
Serbuk putih atau hampir putih, tidak berbau, rasa pahit.

Ø      SIFAT KIMIA
Larut dalam 20 bagian air dan dalam 20 bagian etanol (95%) P, sukar larut dalam kloroform P.





B.   CARA PEMBUATAN

Ø      BAHAN
Propranolol hidroklorida (dari Indofarma, Jakarta), Propranolol Hidroklorida Baku Pembanding Farmakope Indonesia (dari Badan POM, Jakarta), laktosa (dari Brataco, Bogor), carnauba wax, magnesium stearat (dari Waris, Jakarta), talk (Takehara Kagaku Co., Japan), natrium klorida, asam klorida pekat, metanol, kalium dihidrogen fosfat, natrium hidroksida, bahan kimia untuk pemeriksaan bahan baku, air suling.

Ø      PROSES PEMBUATAN
Propranolol hidroklorida dicampur homogen dengan carnauba wax dan laktosa di dalam mortir, dipanaskan dengan tangas air hingga campuran melebur di atas suhu lebur carnauba wax, digerus agar homogen selama + 5 menit. Leburan didinginkan pada suhu kamar kemudian dilewatkan pada pengayak 16 mesh. Granul dievaluasi kemudian dilubrikasi dengan magnesium stearat dan talk untuk dicetak menjadi tablet. Tablet dievaluasi.


C.   UJI KEMURNIAN
  1. Spektrum serapan infra merah menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama dan mempunyai intensitas relatif yang sama seperti pada propranolol hidroklorida PK.
  2. Spektrum serapan ultra violet larutan 0,002% b/v dalam metanol P setebal 2 cm pada daerah panjang gelombang antara 230 nm dan 350 nm menunjukkan maksimum pada 290 nm, 306 nm dan 319 nm. Serapan pada 290 nm lebih kurang 0,84, pada 306 nm lebih kurang 0,50 dan pada 319 nm lebih kurang 0,30.
  3. Larutkan 200 mg dalam 6 ml air, jika perlu panaskan perlahan-lahan, basakan dengan larutan natrium klorida P. Sari dua kali, tiap kali dengan 5 ml eter P. Cuci kumpulan sari dengan air hingga cairan cucian bebas alkali, keringkan dengan natrium sulfat anhidrat P, saring, uapkan hingga kering. Keringkan sisa dalam hampa udara pada suhu 500 selama 1 jam, suhu lebur sisa lebih kurang 940 .
  4. Menunjukkan reaksi Klorida yang tertera pada Reaksi Identifikasi.






























DAFTAR PUSTAKA
¨      Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Dirjen POM. Jakarta : 488 – 9, 515 – 6, 709 – 10, 771 –2, 1083 – 5.
¨      Voight, R. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi V. Diterjemahkan oleh Nurono, S. 1994. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. : 51, 860-2, 870 81.
¨      Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Dirjen POM. Jakarta : 510, 729.
¨      Ganiswarna, 1995, Farmakologi dan Terapi, Jakarta, FKUI.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar